Amalan dan Doa Di Malam Lailatul Qodar
Mujahid rahimahullah mengatakan, “(Keutamaan) Lailatul Qadr lebih baik daripada keutamaan seribu bulan yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadr.” Perkataan serupa diucapkan oleh Qatadah, Asy Syafi’i dan selainnya.
Pada malam yang mulia ini, para malaikat
akan lebih banyak turun ke dunia dikarenakan melimpahnya berkah pada
malam tersebut, karena malaikat akan turun seiring turunnya berkah,
yaitu keselamatan (yang ditebarkan) hingga terbitnya fajar, seluruh
kebaikan terkandung dalam malam tersebut, tidak ada keburukan hingga
terbitnya fajar. Pada malam ini, segala urusan yang penuh hikmah
dirinci, maksudnya segala kejadian selama setahun ke depan ditentukan
dengan izin Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Penentuan takdir
pada malam tersebut adalah penentuan takdir tahunan, adapun penentuan
takdir secara umum yang tercantum dalam Lauhul Mahfuzh, maka hal
tersebut telah tercatat sejak 50.000 tahun sebelum langit dan bumi
diciptakan sebagaimana yang tertera dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sepatutnya seorang muslim bersemangat
dalam menelusuri suatu malam yang memiliki kedudukan seperti ini, agar
mendapatkan keberuntungan dengan pahala yang terdapat pada malam
tersebut, mendulang kebaikannya, memperoleh ganjarannya, dan merengkuh
berkahnya. Orang yang merugi adalah mereka yang tidak mendapatkan pahala
pada malam tersebut. Barang siapa yang melewatkan momen-momen kebaikan,
hari-hari tersebarnya keberkahan dan karunia, sedangkan dirinya
senantiasa bergelimang dalam dosa dan kesesatan serta asyik dalam
kedurhakaan, karena dirinya telah dibinasakan oleh kelalaian dan
penyimpangan, kesesatan telah menghalanginya (dari pintu kebaikan), maka
betapa besar kerugian dan penyesalan yang menimpanya. Seorang yang
tidak bersemangat dalam mencari keuntungan pada malam yang mulia ini,
kapankah dirinya akan bersemangat lagi? Seorang yang tidak bertaubat
kepada Allah pada malam yang mulia ini, kapankah dia akan bertaubat? Dan
seorang yang senantiasa malas dalam melakukan kebaikan di malam ini,
maka kapan lagi dirinya akan beramal?
Sesungguhnya bersemangat dalam mencari
malam yang penuh berkah ini, serta beribadah dan berdoa di dalamnya
merupakan ciri orang pilihan dan mereka yang berbakti kepada Allah.
Bahkan dalam malam tersebut mereka berdoa dengan penuh kesungguhan
kepada Allah Dia memberikan ampunan dan perlindungan bagi mereka, karena
segala sesuatu yang akan terjadi pada diri seseorang selama setahun ke
depan ditetapkan pada malam tersebut. Di malam inilah mereka berdoa dan
memohon kepada Allah, dan mereka bersungguh-sungguh (dalam berbuat
kebajikan) selama setahun ke depan penuh, hanya kepada Allah semata
mereka memohon pertolongan dan taufik.
Tirmidzi, Ibnu Majah dan selainnya meriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radliallahu ‘anha, beliau berkata,
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها ؟ قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
Aku berkata kepada Rasulullah, “Wahai
Rasulullah, apabila aku mengetahui waktu malam Al Qadr, apakah yang
mesti aku ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab, “Katakanlah,
Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni (Yaa Allah
sesungguhnya engkau Maha pemberi ampunan, suka memberi pengampunan, maka
ampunilah diriku ini).” (HR. Tirmidzi nomor 3513, Ibnu Majah nomor 3850 dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah nomor 3105)
Doa Malam Lailatul Qodar
Imam At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan yang
lainnya telah meriwayatkan dari Ummul mu’minin Aisyah beliau berkata :
aku bertanya wahai Rasulullah jika aku telah mengetahui kapan malam
lailatul qodar itu, maka apa yang aku katakan pada malam tersebut?
Beliau menjawab : katakanlah
اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“ya Allah sesungguhnya Engkau Maha pemaaf, engkau senang memaafkan kesalahan maka maafkanlah aku.”
Doa yang barokah ini sangat besar
maknanya dan mendalam penunjukannya, banyak manfaat dan pengaruhnya, dan
doa ini sangat sesuai dengan keberadaan malam lailatul qodar. Karena
sebagaimana disebutkan di atas malam lailatul qodar adalah malam
dijelaskan segala urusan dengan penuh hikmah dan ditentukan taqdir
amalan-amalan hamba selama setahun penuh hingga lailatul qodar
berikutnya. Maka barangsiapa yang dianugerahi pada malam tersebut al
‘afiyah ( kebaikan ) dan al’afwa ( dimaafkan kesalahan) oleh Robbnya
maka sungguh dia telah mendapat kemenangan dan keberuntungan serta
kesuksesan dengan sebesar-besarnya. Barangsiapa yang diberikan al afiyah
di dunia dan di akherat maka sungguh dia telah diberikan kebaikan
dengan seluruh bagian-bagiannya. Dan tidak ada yang sebanding dengan Al
‘afiyah tersebut.
Imam Al Bukhori telah meriwayatkan dalam
Adabul Mufrad, dan At Tirmidzi dalam As Sunan dari Al-Abbas bin Abdil
Muthollib beliau berkata : aku berkata wahai Rasululloh, ajarkan sesuatu
(doa) yang aku gunakan meminta kepada Alloh , Rasululloh menjawab :
mintalah kepada Alloh al ‘afiyah, maka pada suatu hari aku berdiam diri
kemudian aku datang lagi pada Rasululloh aku katakan : wahai Rasululloh
ajarkan kepadaku sesuatu yang aku gunakan meminta kepada Alloh, maka
beliau berkata kepadaku : “wahai Abbas, wahai pamannya rasullulloh
mintalah kepada Alloh al ‘afiyah didunia dan di akherat.”
Imam Bukhori meriwayatkan dalam Adabul
Mufrad, dan At Tirmidzi dalam As-Sunan dari Anas bin Malik bahwasannya
beliau berkata : telah datang kepada nabi seseorang yang berkata : wahai
Rasullulloh doa apa yang afdhol? Beliau menjawab: mintalah kepada Alloh
al ‘afwa wal ‘afiyah ( ampunan dan kebaikan ) didunia dan akherat.
Kemudian orang tersebut datang di hari besoknya sembari berkata : wahai
nabiyulloh doa apa yang afdhol? Beliau menjawab : mintalah kepada Alloh
al ‘afwa wal ‘afiyah ( ampunan dan kebaikan ) didunia dan akherat, maka
apabila kamu di beri al ‘afiyah di dunia dan akherat berarti sungguh
kamu telah mendapat kemenangan.”
Imam Bukhori meriwayatkan dalam Adabul
Mufrad dari Ausath bin Ismail beliau berkata : aku telah mendengar Abu
Bakar Ash Shiddiq berkata setelah meninggalnya Rasullulloh : ” Nabi
pernah berdiri pada tahun pertama di tempat berdiriku ini kemudian Abu
Bakar menangis lalu berkata : wajib bagi kalian untuk jujur, karena dia
bersama dengan kebaikan, dan keduanya berada di surga. Dan tinggalkan
dusta karena dia bersama dengan kejahatan yang keduanya di neraka.
Mintalah kepada Alloh al-mu’afah (saling memberi maaf), karena tidak ada
yang datang setelah al yakin yang lebih baik dari pada al-mu’afah.
Janganlah kalian saling memutus hubungan, dan jangan saling
membelakangi, saling hasad, saling membenci, dan jadilah kalian
hamba-hamba Alloh yang bersaudara.
Untuk ini sesungguhnya termasuk kabaikan
bagi seorang muslim untuk memperbanyak doa yang barokah ini disetiap
waktu dan dimanapun terlebih dimalam lailatul qodar yang akan dijelaskan
segala urusan dengan penuh hikmah dan ditentukan taqdir dan hendaknya
seorang muslim mengetahui bahwasannya Alloh Maha mengampuni lagi Maha
mulia lagi Maha pemurah yang senang memberi maaf.
“Dan dialah yang menerima Taubat dari
hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa
yang kamu kerjakan,” (As Syura : 25)
Dan Alloh senantiasa terus dan tiada
henti hentinya dikenal sebagai dzat yang suka memaafkan
kesalahan-kesalahan dan disifati dengan pemberi ampunan. Setiap orang
sangat membutuhkan kepada pemberian maaf-Nya dan ampunan-Nya. Janganlah
seorang merasa tidak butuh dari keduanya. Sebagaimana dia senantiasa
membutuhkan rahmat serta kasih sayang-Nya. Maka kita memohon kepada-Nya
untuk memasukkkan kita kepada golongan yang dia maafkan dan menjadikan
kita termasuk golongan yang dirahmatinya. Dan agar kita diberikan
kemudahan dan kemampuan untuk mentaatinya. Semoga Alloh berikan petunjuk
kita kepada jalan yang lurus. (Amin Yaa Rabbal ‘alamin Wal Hamdulillah
‘ala kulli ni’matihi.Pent).
(dikutip dari kitab Fiqhul Ad’iyyah wal adzkar karya Syaikh Abdurrazzaq
bin Abdil Muhsin Al-Badr. Hal 265 – 269. Alih Bahasa : Al Ustadz M.
Rifai.)
Amalan di Malam Lailatul Qodar Menurut Ajaran Rasulullah SAW
- biasanya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh dalam ibadah seperti
shalat, membaca (Al-Qur’an) dan berdoa dalam sepuluh malam akhir di
bulan Ramadan melebihi ibadahnya di malam selain Ramadan.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah
radhiallahu’anhasesungguhnya Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Biasanya Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki sepuluh
(malam terakhir) menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya
serta mengencangkan kainnya (semangat beribadah dan menghindari
isterinya).”
Diriwayatkan pula oleh Ahmad dan Muslim: “Beliau bersungguh-sungguh (ibadah) pada sepuluh malam akhir melebihi kesungguhannya pada selain Ramadan.” - Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk menunaikan qiyam pada Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan penuh pengharapan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi sallallahu ‘alaihi
wa sallam sesungguhnya beliau bersabda: “Barangsiapa yang berdiri
(menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan harap
(pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Muttafaq
‘alaihi)
Hadits ini menunjukkan dianjurkannya menghidupkan Lailatul Qadar dengan qiyam - Perbanyak doa seperti doa yang diamalkan diantara doa yang paling utama yang diucapkan pada Lailatul Qadar adalah apa yang Nabi sallalahu ‘alaihi wa sallam ajarkan kepada Aisyah radhiallahu ‘anha. Diriwayatkan oleh Tirmizi dari Aisyahradhiallahu’anha berkata, “Aku berkata, wahai Rasulullah! Bagaimana pendapat anda kalau sekiranya saya melihat Lailatul Qadar. Apa yang saya ucapkan di dalamnya adalah doa yang telah kami share di awal paragraf tadi.
- adapun mengkhususkan suatu malam di bulan Ramadan sebagai Lailatul Qadar, hal ini memerlukan dalil yang menkhususkan malam tersebut, bukan malam lain. Akan tetapi pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir lebih besar kemungkinan dibandingkan malam lainnya, dan malam dua puluh tujuh lebih besar kemungkinannya sebagai malam Lailatul Qadar. Sebagaimana hal itu ditunjukkan oleh hadits yang telah kami sebutkan
- Perbuatan BID’AH tidak dibolehkan, baik
di bulan Ramadan maupun selain Ramadan. Bid’ah adalah amalan-amalan
yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan sahabat-sahabat
beliau golongan pertama. Selain sia-sia, amalan tersebut malah menimbulkan dosa besar!
Terdapat riwayat shahih dari Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallamsesunggunya beliau bersabda: “Barangsiapa membuat perkara baru dalam urusan kami (agama) ini yang tidak ada (tuntunan) darinya, maka ia tertolak.”
Apa yang dilakukan pada sebagian malam Ramadan dengan perayaan-perayaan, kami tidak mengetahui asalnya. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan seburuk-buruk urusan adalah yang baru (dalam agama).
0 komentar:
Post a Comment
berilah kritik dan saran anda