Thursday, July 23, 2015

JADWAL HABIB SYEKH 24 JULI 2015

"KARTASURA BERSHOLAWAT"
BERSAMA HABIB SYEKH ASSEGAF.
JUM'AT, 24 JULI 2015 | 19.00 WIB.
TEMPAT: LAPANGAN GUNUNG KUNCI KARTASURA SUKOHARJO.
"SHOLLU 'ALAN NABI MUHAMMAD"
.

Monday, July 6, 2015

GRATIS DOWNLOAD MP3 SHOLAWAT AHBABUL MUSTOFA DAN HABIB SYEAH

GRATIS DOWNLOAD MP3  SHOLAWAT AHBABUL MUSTOFA DAN HABIB SYEAH

4. MP3
5. MP3
6. MP3
AM Al Mubaroq_ Afdholus Sholaati.MP3
AM Al Qudzsiyyah_Ajmalal Kholqillah.MP3
AM Al-Mubarok Qudsiyah_Muhammadun.MP3
AM Al-Mubarok Qudsiyah_Qod Kafaani.MP3
AM An Najaah - Firdaus.MP3
AM An Najaah Krapyak-Syair Bunga Mlati.MP3
AM An Najaah Manten_Sholatun.MP3
AM An Najaah_Ashubhubada.MP3
AM An Najaah_Ayyushouti.MP3
AM An Najaah_Bimadihika.MP3
AM An Najaah_Ya Sayyidi.MP3
AM An Najaah_Yaa Hanan.MP3
AM An Najaah_Yaa Imamarus.MP3
AM An Najaah_Yahanana.MP3
AM El Khorist_Sholatun & Subchanallah.MP3
AM ft Habib Abdurrahman Assegaf_Ya Habibana Abdur Rohman Segaf.MP3
AM Nurul Musthofa_Robbahu Inna Munaya.MP3
AM Qudzsiyah_Al Muhammadiyyah.MP3
AM Qudzsiyah_Ya Abal Hasanain live Hidayatullah Bersholawat.MP3
AM Syauqur Rosul_Anta Nuskhotun.MP3
AM_(Suluk) Ya Badrotim.MP3
AM_{suluk}Mitslul Ghomamati.MP3
AM_Aiqontu.MP3
AM_Alfa Shollallah.MP3
AM_Alhamdulillah.MP3
AM_Ash Shubhu Bada.MP3
AM_Asnawiyah(new).MP3
AM_Hadzal Quran.MP3
AM_Huwan Nurru.MP3
AM_Maulaya Sholli Wasallim.MP3
AM_Padang Bulan.MP3
AM_Robbana Sholli.MP3
AM_Robbi Kholaq Thoha.MP3
AM_Sholatullahimalahat Versi Indo.MP3
AM_Sholatun Bissalamil Mubin.MP3
AM_Thollama 'Asykuuu.MP3
AM_Wulidal Huda+Habibi Ya Rosul+Annabi.MP3
AM_Ya Abal Hasanain.MP3
AM_Ya Arhamar Rohimin & Maulana ya Maulana.MP3
AM_Ya 'Asiqol Musthofa.MP3
AM_Ya Waariddal Unsi.MP3
AM_Ya Waridal Unsi.MP3
Habib Lutfi - Padang Bulan~1.MP3
Habib Syech - Padhang Bulan - Syiir NU - Lir Ilir (10-2013).MP3
HABIB SYECH dalam GEMA SHOLAWAT P3HM LIRBOYO 20.MP3
Habib Syekh_Syi'ir NU.MP3
Kudus_2.MP3
Ridwan Ashfi_Farsyi Tur0b.MP3

Sunday, July 5, 2015

Jadwal Habib Syech bulan Juli 2015 terbaru dan Update

Jadwal Habib Syech bulan Juli 2015 terbaru dan Update Jadwal Habib Syech - Jadwal Habib Syech bulan Juli 2015 terbaru dan Update. Jadwal Sholawat bersama Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf kembali diupdate , kini hadir dari jadwal beliau dibulan Juli 2015 , dimana ditengah bulan puasa kali ini beliau masih aktif keluar markas nya di Bustanul Asyiqin kabarnya akan singgah menghadiri undangan di bulan Juli 2015 , berikut daftar jadwal sholawat Habib Syech di bulan juli 2015 meskipun belum lengkap : - Klaten Bersholawat : Tanggal 2 Juli 2015 pukul 16.00 wib -Maghrib di Perempatan Batur Ceper klaten , acara Dzikir Sholawat Buka bareng .

Saturday, July 4, 2015

Amalan-amalan Meraih Lailatul Qadr


Amalan-amalan Meraih Lailatul Qadr

Saudara Hilmi yang dirahmati Allah swt
Salah satu karunia Allah swt kepada kaum muslimin di malam-malam terakhir bulan Ramadhan adalah diadakannya Lailatul Qodr, suatu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan, di malam ini pula ketetapan seorang hamba baik kehidupan, rezeki dan keberkahannya dituliskan oleh Allah swt hingga setahun berikutnya, malam yang seluruhnya adalah kebaikan dan diliputi oleh rahmat Allah swt.
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qodr : 1 – 5)

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR. Ibnu Khuzaimah, yang sanadnya dihasankan oleh al Albani)
Karena itu kebiasan Rasulullah saw dan para sahabatnya adalah menghidupkan sepuluh malam terakhir dari Ramadhan dengan beritikaf, memperbanyak ibadah kepada Allah swt dan menjauhkan diri mereka dari berbagai kebisingan dan tarikan-tarikan duniawi demi menggapai kebaikan dan keberkahan didalamnya dan untuk bisa meraih Lailatul Qodr yang disediakan Allah swt.
Imam muslim meriwayatkan dari Aisyah berkata; “Pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya.”
Syeikh Hani Hilmi menyebutkan beberapa amalan yang dilakukan pada sepuluh malam terakhir dari Ramadhan, diantaranya :
1. Tidak tidur di malam-malam yang sepuluh itu
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghidupkan malam-malam yang sepuluh ini dengan melakukan shalat tahajjud.
2. Membantu keluarga untuk beramal shaleh
Didalam hadits Abu Dzar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat malam bersama mereka (kaum muslimin) pada malam 23 dan 25. Disebutkan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengajak keluarga dan istri-istrinya pada malam 27 secara khusus. Hal ini menunjukkan kesungguhan beliau membangunkan mereka di hari-hari ganjil yang diharapkan terjadi didalamnya Lailatul Qodr
Sofyan Tsauriy mengatakan,”Aku menginginkan jika telah masuk sepuluh hari terakhir melaksanakan shalat malam dan bertahajjud didalam serta membangunkan keluarga dan anakna untuk melaksanakan shalat jika mereka sanggup melaksanakannya.”
3. Memperbanyak doa di malam-malam itu
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan Ummul Mukminin Aisyah untuk berdoa di malam-malam itu. Aisyah berkata; “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul Qodar, apa yang harus aku ucapkan?”, beliau menjawab: “Ucapkanlah; ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ANNA” (ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pema’af mencintai kema’afan, maka ma’afkanlah daku).” (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani)
Sofyan Tsauriy berkata,”Berdoa di malam itu lebih aku sukai daripada melaksanakan shalat. Dan jika dia membaca maka dia berdoa dan berharap kepada Allah didalam doanya yang barangkali Dia swt menyetujui permintaannya. Memperbanyak doa lebih utama daripada melaksanakan shalat yang tidak diperbanyak doa didalamnya namun jika dia membaca lalu berdoa maka itu baik.”
4. Mensucikan yang lahir dan batin
Para salafusshaleh dahulu menganjurkan untuk mandi di setiap malam dari malam-malam yang sepuluh akhir Ramadhan. diantara mereka ada yang mandi dan menggunakan wangi-wangian di malam-malam yang diharapkan terjadinya Lailatul Qodr didalamnya. Tidak sepatutnya bagi seorang yang bermunajat kepada Sang Penguasa (Allah swt) didalam khalwatnya kecuali dia telah menghiasi keadaan lahir dan batinnya.
5. Malamnya seperti siangnya yang tidak melalaikannya
Sebagian para salafusshaleh berpendapat bahwa kesungguhan di (malam) Lailatul Qodr adalah juga seperti kesungguhan di siang harinya dengan senantiasa bersungguh-sungguh dalam beramal shaleh.
Imam Syafi’i berkata,”Dianjurkan agar kesungguhnyanya di siang hari seperti kesungguhannya di malamnya.” Hal ini menunjukkan anjuran bersungguh-sungguh di setiap waktu dari sepuluh malam terakhir baik di siang maupun malam harinya.
6. Diantara ibadah yang paling mulia yang mendekatkan dirinya kepada Allah swt pada waktu ini adalah tabattul (Fokus dalam beribadah kepada Allah)
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا ﴿٨﴾
رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا ﴿٩﴾
Artinya : ‘Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh konsentrasi. (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah Dia sebagai Pelindung.” (QS. Al Muzammil 8 – 9), artinya mengosongkan hatinya hanya untuk-Nya, meninggalkan debat, obrolan, ikhtilath yang tercela, mematikan HP, berbagai kesibukan dan hendaklah anda menyendiri dan berhias dengan munajat kepada Tuhanmu, berzikir dan berdoa kepada-Nya.
7. Mensensitifkan hati
Cermatilah senantiasa niatmu karena niat seseorang lebih baik daripada amalnya, maka introspeksilah.
8. Renungkanlah bahwa kedudukanmu adalah sesuai dengan kadar kesungguhanmu
Janganlah kamu tinggalkan satu pintu dari kebaikan kecuali kamu mengetuknya, sesungguhnya variatif didalam amal-amal ketaatan adalah obat dari kejenuhan seseorang.
9. Hendaklah kamu bersungguh-sungguh dan berlelah-lelah dengan disertai kesabaran
10. Menyedikitkan Perkataan
Saya menyarankan agar menyedikitkan perkataan-perkataan di saat siang dan malam, hendaklah memperhatikan perkara-perkara ini, hendaklah diam (tidak berbicara) karena sesungguhnya siapa yang diam maka selamat.
11. Ingatlah bahwa ini adalah zaman berkompetisi maka janganlah engkau ridho dengan kegagalan. Salah seorang dari mereka mengatakan,”…. Orang-orang telah sukses dengan ampunan, rahmat, pembebasan, pelipatgandaan amal-amal mereka dan mengharapkan surga sedangkan engkau tetap di tempatmu dengan terbelenggu oleh berbagai kesalahan.” Tidak dan tidak mungkin engkau rela, karena itu bersungguh-sungguhlah selalu dengan izin Allah.
12. Berbaik sangka kepada Allah
Jika kamu kehilangan sesuatu maka bangunlah dan berusahalah barangkali kamu akan mendapati penggantinya. Sesungguhnya Dia swt menahan pemberian bagi orang buruk sangka terhadap Allah swt. seandainya kamu berbaik sangka terhadap Allah maka amalmu akan semakin baik karena kamu akan mencintai-Nya dengan kecintaan yang dalam. Wahai Allah kami meminta cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu serta cinta setiap amal perbuatan yang mendekatkan kami ke surgamu.”
13. Jadikan ibadahmu dalam keadaan sepi yang tidak dilihat kecuali oleh Allah sesungguhnya hal itu dapat mengantarkannya menuju ikhlas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Shalat sunnah seseorang yang tidak dilihat orang lain sama dengan shalat yang disaksikan orang lain dua puluh lima (kali).”
14. Gabungkan antara kuantitas dan kualitas…

Amalan dan Doa Di Malam Lailatul Qodar

Amalan dan Doa Di Malam Lailatul Qodar

amalan dan doa malam lailatul QodarMujahid rahimahullah mengatakan, “(Keutamaan) Lailatul Qadr lebih baik daripada keutamaan seribu bulan yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadr.” Perkataan serupa diucapkan oleh Qatadah, Asy Syafi’i dan selainnya.
Pada malam yang mulia ini, para malaikat akan lebih banyak turun ke dunia dikarenakan melimpahnya berkah pada malam tersebut, karena malaikat akan turun seiring turunnya berkah, yaitu keselamatan (yang ditebarkan) hingga terbitnya fajar, seluruh kebaikan terkandung dalam malam tersebut, tidak ada keburukan hingga terbitnya fajar. Pada malam ini, segala urusan yang penuh hikmah dirinci, maksudnya segala kejadian selama setahun ke depan ditentukan dengan izin Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Penentuan takdir pada malam tersebut adalah penentuan takdir tahunan, adapun penentuan takdir secara umum yang tercantum dalam Lauhul Mahfuzh, maka hal tersebut telah tercatat sejak 50.000 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan sebagaimana yang tertera dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sepatutnya seorang muslim bersemangat dalam menelusuri suatu malam yang memiliki kedudukan seperti ini, agar mendapatkan keberuntungan dengan pahala yang terdapat pada malam tersebut, mendulang kebaikannya, memperoleh ganjarannya, dan merengkuh berkahnya. Orang yang merugi adalah mereka yang tidak mendapatkan pahala pada malam tersebut. Barang siapa yang melewatkan momen-momen kebaikan, hari-hari tersebarnya keberkahan dan karunia, sedangkan dirinya senantiasa bergelimang dalam dosa dan kesesatan serta asyik dalam kedurhakaan, karena dirinya telah dibinasakan oleh kelalaian dan penyimpangan, kesesatan telah menghalanginya (dari pintu kebaikan), maka betapa besar kerugian dan penyesalan yang menimpanya. Seorang yang tidak bersemangat dalam mencari keuntungan pada malam yang mulia ini, kapankah dirinya akan bersemangat lagi? Seorang yang tidak bertaubat kepada Allah pada malam yang mulia ini, kapankah dia akan bertaubat? Dan seorang yang senantiasa malas dalam melakukan kebaikan di malam ini, maka kapan lagi dirinya akan beramal?
Sesungguhnya bersemangat dalam mencari malam yang penuh berkah ini, serta beribadah dan berdoa di dalamnya merupakan ciri orang pilihan dan mereka yang berbakti kepada Allah. Bahkan dalam malam tersebut mereka berdoa dengan penuh kesungguhan kepada Allah Dia memberikan ampunan dan perlindungan bagi mereka, karena segala sesuatu yang akan terjadi pada diri seseorang selama setahun ke depan ditetapkan pada malam tersebut. Di malam inilah mereka berdoa dan memohon kepada Allah, dan mereka bersungguh-sungguh (dalam berbuat kebajikan) selama setahun ke depan penuh, hanya kepada Allah semata mereka memohon pertolongan dan taufik.
Tirmidzi, Ibnu Majah dan selainnya meriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radliallahu ‘anha, beliau berkata,
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها ؟ قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
Aku berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui waktu malam Al Qadr, apakah yang mesti aku ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab, “Katakanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni (Yaa Allah sesungguhnya engkau Maha pemberi ampunan, suka memberi pengampunan, maka ampunilah diriku ini).” (HR. Tirmidzi nomor 3513, Ibnu Majah nomor 3850 dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah nomor 3105)

Doa Malam Lailatul Qodar

Imam At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan yang lainnya telah meriwayatkan dari Ummul mu’minin Aisyah beliau berkata : aku bertanya wahai Rasulullah jika aku telah mengetahui kapan malam lailatul qodar itu, maka apa yang aku katakan pada malam tersebut? Beliau menjawab : katakanlah

اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“ya Allah sesungguhnya Engkau Maha pemaaf, engkau senang memaafkan kesalahan maka maafkanlah aku.”
Doa yang barokah ini sangat besar maknanya dan mendalam penunjukannya, banyak manfaat dan pengaruhnya, dan doa ini sangat sesuai dengan keberadaan malam lailatul qodar. Karena sebagaimana disebutkan di atas malam lailatul qodar adalah malam dijelaskan segala urusan dengan penuh hikmah dan ditentukan taqdir amalan-amalan hamba selama setahun penuh hingga lailatul qodar berikutnya. Maka barangsiapa yang dianugerahi pada malam tersebut al ‘afiyah ( kebaikan ) dan al’afwa ( dimaafkan kesalahan) oleh Robbnya maka sungguh dia telah mendapat kemenangan dan keberuntungan serta kesuksesan dengan sebesar-besarnya. Barangsiapa yang diberikan al afiyah di dunia dan di akherat maka sungguh dia telah diberikan kebaikan dengan seluruh bagian-bagiannya. Dan tidak ada yang sebanding dengan Al ‘afiyah tersebut.
Imam Al Bukhori telah meriwayatkan dalam Adabul Mufrad, dan At Tirmidzi dalam As Sunan dari Al-Abbas bin Abdil Muthollib beliau berkata : aku berkata wahai Rasululloh, ajarkan sesuatu (doa) yang aku gunakan meminta kepada Alloh , Rasululloh menjawab : mintalah kepada Alloh al ‘afiyah, maka pada suatu hari aku berdiam diri kemudian aku datang lagi pada Rasululloh aku katakan : wahai Rasululloh ajarkan kepadaku sesuatu yang aku gunakan meminta kepada Alloh, maka beliau berkata kepadaku : “wahai Abbas, wahai pamannya rasullulloh mintalah kepada Alloh al ‘afiyah didunia dan di akherat.”
Imam Bukhori meriwayatkan dalam Adabul Mufrad, dan At Tirmidzi dalam As-Sunan dari Anas bin Malik bahwasannya beliau berkata : telah datang kepada nabi seseorang yang berkata : wahai Rasullulloh doa apa yang afdhol? Beliau menjawab: mintalah kepada Alloh al ‘afwa wal ‘afiyah ( ampunan dan kebaikan ) didunia dan akherat. Kemudian orang tersebut datang di hari besoknya sembari berkata : wahai nabiyulloh doa apa yang afdhol? Beliau menjawab : mintalah kepada Alloh al ‘afwa wal ‘afiyah ( ampunan dan kebaikan ) didunia dan akherat, maka apabila kamu di beri al ‘afiyah di dunia dan akherat berarti sungguh kamu telah mendapat kemenangan.”
Imam Bukhori meriwayatkan dalam Adabul Mufrad dari Ausath bin Ismail beliau berkata : aku telah mendengar Abu Bakar Ash Shiddiq berkata setelah meninggalnya Rasullulloh : ” Nabi pernah berdiri pada tahun pertama di tempat berdiriku ini kemudian Abu Bakar menangis lalu berkata : wajib bagi kalian untuk jujur, karena dia bersama dengan kebaikan, dan keduanya berada di surga. Dan tinggalkan dusta karena dia bersama dengan kejahatan yang keduanya di neraka. Mintalah kepada Alloh al-mu’afah (saling memberi maaf), karena tidak ada yang datang setelah al yakin yang lebih baik dari pada al-mu’afah. Janganlah kalian saling memutus hubungan, dan jangan saling membelakangi, saling hasad, saling membenci, dan jadilah kalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara.
Untuk ini sesungguhnya termasuk kabaikan bagi seorang muslim untuk memperbanyak doa yang barokah ini disetiap waktu dan dimanapun terlebih dimalam lailatul qodar yang akan dijelaskan segala urusan dengan penuh hikmah dan ditentukan taqdir dan hendaknya seorang muslim mengetahui bahwasannya Alloh Maha mengampuni lagi Maha mulia lagi Maha pemurah yang senang memberi maaf.
“Dan dialah yang menerima Taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (As Syura : 25)
Dan Alloh senantiasa terus dan tiada henti hentinya dikenal sebagai dzat yang suka memaafkan kesalahan-kesalahan dan disifati dengan pemberi ampunan. Setiap orang sangat membutuhkan kepada pemberian maaf-Nya dan ampunan-Nya. Janganlah seorang merasa tidak butuh dari keduanya. Sebagaimana dia senantiasa membutuhkan rahmat serta kasih sayang-Nya. Maka kita memohon kepada-Nya untuk memasukkkan kita kepada golongan yang dia maafkan dan menjadikan kita termasuk golongan yang dirahmatinya. Dan agar kita diberikan kemudahan dan kemampuan untuk mentaatinya. Semoga Alloh berikan petunjuk kita kepada jalan yang lurus. (Amin Yaa Rabbal ‘alamin Wal Hamdulillah ‘ala kulli ni’matihi.Pent). (dikutip dari kitab Fiqhul Ad’iyyah wal adzkar karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr. Hal 265 – 269. Alih Bahasa : Al Ustadz M. Rifai.)

Amalan di Malam Lailatul Qodar Menurut Ajaran Rasulullah SAW

  1. biasanya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh dalam ibadah seperti shalat, membaca (Al-Qur’an) dan berdoa dalam sepuluh malam akhir di bulan Ramadan melebihi ibadahnya di malam selain Ramadan. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiallahu’anhasesungguhnya Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Biasanya Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki sepuluh (malam terakhir) menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya serta mengencangkan kainnya (semangat beribadah dan menghindari isterinya).”
    Diriwayatkan pula oleh Ahmad dan Muslim: “Beliau bersungguh-sungguh (ibadah) pada sepuluh malam akhir melebihi kesungguhannya pada selain Ramadan.” 
  2. Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk menunaikan qiyam pada Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan penuh pengharapan. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya beliau bersabda: “Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan harap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Muttafaq ‘alaihi) 
    Hadits ini menunjukkan dianjurkannya menghidupkan Lailatul Qadar dengan qiyam
  3. Perbanyak doa seperti doa yang diamalkan diantara doa yang paling utama yang diucapkan pada Lailatul Qadar adalah apa yang Nabi sallalahu ‘alaihi wa sallam ajarkan kepada Aisyah radhiallahu ‘anha. Diriwayatkan oleh Tirmizi dari Aisyahradhiallahu’anha berkata, “Aku berkata, wahai Rasulullah! Bagaimana pendapat anda kalau sekiranya saya melihat Lailatul Qadar. Apa yang saya ucapkan di dalamnya adalah doa yang telah kami share di awal paragraf tadi.
  4. adapun mengkhususkan suatu malam di bulan Ramadan sebagai Lailatul Qadar, hal ini memerlukan dalil yang menkhususkan malam tersebut, bukan malam lain. Akan tetapi pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir lebih besar kemungkinan dibandingkan malam lainnya, dan malam dua puluh tujuh lebih besar kemungkinannya sebagai malam Lailatul Qadar. Sebagaimana hal itu ditunjukkan oleh hadits yang telah kami sebutkan
  5. Perbuatan BID’AH tidak dibolehkan, baik di bulan Ramadan maupun selain Ramadan. Bid’ah adalah amalan-amalan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan sahabat-sahabat beliau golongan pertama. Selain sia-sia, amalan tersebut malah menimbulkan dosa besar!  Terdapat riwayat shahih dari Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallamsesunggunya beliau bersabda: “Barangsiapa membuat perkara baru dalam urusan kami (agama) ini yang tidak ada (tuntunan) darinya, maka ia tertolak.”
    Apa yang dilakukan pada sebagian malam Ramadan dengan perayaan-perayaan, kami tidak mengetahui asalnya. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan seburuk-buruk urusan adalah yang baru (dalam agama).

Nuzulul Qur'an

Nuzulul Qur'an

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nuzulul Qur'an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur'an (kitab suci agama Islam) adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam.

 

 

Wahyu, Waktu dan tempat kejadian

Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surat Al Alaq ayat 1-5 yang bila diterjemahkan menjadi :
  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
  2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
  3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
  4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
  5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Saat wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam sedang berada di Gua Hira, ketika tiba-tiba Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu tersebut. Adapun mengenai waktu atau tanggal tepatnya kejadian tersebut, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama, sebagian menyakini peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rabiul Awal pada tanggal 8 atau 18 (tanggal 18 berdasarkan riwayat Ibnu Umar), sebagian lainnya pada bulan Rajab pada tanggal 17 atau 27 menurut riwayat Abu Hurairah, dan lainnya adalah pada bulan Ramadhan pada tanggal 17 (Al-Bara' bin Azib) ,21 (Syekh Al-Mubarakfuriy) dan 24 (Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo' ) [1]

Sistematika Penyampaian Al-Quran kepada Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam

Sistimatika turunnya Al-qur'an kepada Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam dengan cara:
  1. Malaikat Jibril langsung memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam tidak melihat apapun, hanya dia merasa ayat tersebut sudah berada di dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan “Ruhul kudus (istilah lain untuk malaikat Jibril) mewahyukan kedalam kalbuku” [lihat surat (42) Asy Suura:51]
  2. Malaikat menampakkan dirinya kepda Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga dia mengetahui dan hafal kata-kata itu.
  3. Wahyu datang kepada Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam secara tiba-tiba seperti gemerincing lonceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam. Kadang-kadang pada keningnya berpencaran keringat, meskipun turunya wahyu tersebut saat cuaca yang sangat dingin. Kadang- kadang unta dia terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu tersebut turun ketika dia sedang naik unta. Cara seperti ini seperti dalam kisah di atas.

Peringatan Nuzulul Qur'an

Sebagian muslim, memperingati waktu terjadinya peristiwa tersebut secara khusus. Di Indonesia setiap tanggal 17 Ramadhan, biasanya dilakukan ceramah atau pengajian khusus bertemakan Nuzulul Qur'an. Dilihat dari pada bulan yang disuruh kita berpuasa sebulan penuh maka turunnya Al Quran terjadi pada bulan ramadhan. Dan dilihat dari pada 10 hari terakhir pada bulan ramadhan turunnya lailatul qadar maka tentunya turunnya al quran terjadi pada 10 malam terakhir pada bulan ramadhan dan diikuti pada bulan2 selanjutnya. Dan menurut menurut musnad Imam Ahmad, turunnya Al-Qur'an pada tanggal 24 Ramadhan, namun masih ada perbedaan pendapat antara ulama. namun yang paling masyhur adalah tanggal 17 Ramadhan.

Ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Sallahu Allaihi Wassalam

Diriwayatkan bahwa surah Al-Maidah ayat 3 diturunkan pada waktu sesudah ashar yaitu pada hari Jum'at di Padang Arafah pada musim haji terakhir [Wada].
Pada masa itu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. tidak begitu jelas menangkap isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bersandar pada unta dia, dan unta dia pun duduk perlahan-lahan.*
Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata: “Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla.dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Karena itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu denganmu.”
Setelah itu Malaikat Jibril a.s. pergi, maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah.Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. mengumpulkan para sahabat dia, maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril a.s. Ketika para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata: “Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempuna.”
Namun ketika Abu Bakar Radiyallahu Anha. mendengar keterangan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis dengan kuat. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga malam.
Kisah tentang Abu Bakar Radiyallahu Anha. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di hadapan rumah Abu Bakar Radiyallahu Anha. dan mereka berkata: “Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu berasa gembira sebab agama kita telah sempurna.” Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar Radiyallahu Anha. pun berkata: “Wahai para sahabatku, kalian semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kalian tahu bahawa apabila sesuatu perkara itu telah sempurna menunjukkan bahwa perpisahan kita dengan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam telah dekat. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda.”
Setelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar Radiyallahu Anha. maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar Radiyallahu Anha., lalu mereka menangis. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus beritahu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat: “Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., kami baru kembali dari rumah Abu Bakar Radiyallahu Anha. dan kami mendapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di hadapan rumah dia.” Ketika Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dan dengan bergegas dia menuju ke rumah Abu Bakar Radiyallahu Anha..
Sesampainya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. di rumah Abu Bakar Radiyallahu Anha., maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. melihat para sahabatnya sedang menangis dan bertanya: “Wahai para sahabatku, mengapa kamu semua menangis?.” Kemudian Ali Radiyallahu Anha. berkata: “Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., Abu Bakar Radiyallahu Anha. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Benarkah ini ya Rasulullah?.” Lalu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar Radiyallahu Anha. adalah benar, dan sesungguhnya masa untuk aku meninggalkan kamu semua telah hampir dekat.”
Abu Bakar Radiyallahu Anha. mendengar pengakuan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan, sementara Ali Radiyallahu Anha. pula gemetar seluruh tubuhnya. Dan para sahabat yang lain menangis dengan sekuat-kuatnya yang mereka mampu..
Pada saat sudah dekat ajal Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., dia menyuruh Bilal azan untuk mengerjakan shalat, lalu berkumpul para Muhajirin dan Anshar di masjid Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.. Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menunaikan shalat dua raka’at bersama semua yang hadir. Setelah selesai mengerjakan shalat dia bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata:
Alhamdulillah, wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang kepada jalan Allah dengan izinnya. Dan saya ini adalah sebagai saudara kandung kalian, yang kasih sayang pada kalian semua seperti seorang ayah. Oleh karena itu kalau ada yang mempunyai hak untuk menuntutku, maka hendaklah ia bangun dan balaslah saya sebelum saya dituntut di hari kiamat.”
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata demikian sebanyak 3 kali kemudian bangunlah seorang lelaki yang bernama ‘Ukasyah bin Muhshan dan berkata:
“Demi ayahku dan ibuku ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam, kalau anda tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali sudah tentu saya tidak mau melakukan hal ini.”
Lalu ‘Ukasyah berkata lagi:
“Sesungguhnya dalam Perang Badar saya bersamamu ya Rasulullah, pada masa itu saya mengikuti unta anda dari belakang, setelah dekat saya pun turun menghampiri anda dengan tujuan supaya saya dapat mencium paha anda, tetapi anda telah mengambil tongkat dan memukul unta anda untuk berjalan cepat, yang mana pada masa itu saya pun anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya ingin tahu sama anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta tersebut.
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Wahai ‘Ukasyah, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. sengaja memukul kamu.” [Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam melakukan pemukulan tersebut karena dia tidak ingin dikultuskan oleh manusia termasuk sahabatnya itu. pen] Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata kepada Bilal Radiyallahu Anha.: “Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku ke mari.” Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata: “Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash].”
Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah Radiyallahu Anha. menyahut dengan berkata: “Siapakah di pintu?.” Lalu Bilal Radiyallahu Anha. berkata: “Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. untuk mengambil tongkat dia.” Kemudian Fatimah Radiyallahu Anha. berkata: “Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya.” Berkata Bilal Radiyallahu Anha.: “Wahai Fatimah, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. telah menyediakan dirinya untuk diqishash.” Bertanya Fatimah. Radiyallahu Anha. lagi: “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.?.” Bilal Radiyallahu Anha. tidak menjawab pertanyaan Fatimah Radiyallahu Anha., segeralah Fatimah Radiyallahu Anha. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.
Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menerima tongkat tersebut dari Bilal Radiyallahu Anha. maka dia pun menyerahkan kepada ‘Ukasyah. Bilal masuk sambil membawa cambuk dan memberikannya kepada Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. Setelah itu, Bilal kembali ke tempat duduknya sambil menatap tajam Ukasyah bin Muhsin. Namun, yang ditatap tetap tampak tenang dan tetap bergeming oleh kegelisahan di sekelilingnya. Orang seperti apakah Ukasyah ini? Bagaimana ia bisa sampai hati menuntut Rasul Sallalahu Allaihi Wassalam. untuk menerima cambukannya? Bukankah Ukasyah juga tahu bahwa dia Sallalahu Allaihi Wassalam. tidak sengaja? Bukankah Ukasyah juga tahu bahwa memaafkan itu jauh lebih mulia? Bukankah Ukasyah juga melihat bahwa Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. saat itu sudah berusia enam puluh tiga tahun? Bukankah keimanan Ukasyah kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai pejuang Badar sudah tidak diragukan lagi? Kenapa bisa begini ya, Ukasyah? Kenapa? dipenuhi pikiran seperti itu, para sahabat Anshar dan Muhajirin menatap bolak-balik antara Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dan Ukasyah dengan perasaan tegang. Ketegangan itu berubah menjadi keheningan yang mencekam ketika Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. memberikan cambuknya kepada Ukasyah. Begitu tangan Ukasyah bin Muhsin meraih cambuk dan menguraikannya dengan tenang dan perlahan, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab berdiri serempak. Sorot mata keduanya yang biasa tenang kini menyala seperti sedang berhadapan dengan musuh di medan tempur. Mereka berdua berkata, “Hai Ukasyah! Kami sekarang berada di hadapanmu! Pukul dan qisaslah kami berdua sepuasmu dan jangan sekali-kali engkau pukul Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.!” Suasana jadi mencekam sejenak karena Ukasyah tampak tidak mempedulikan mereka. Sementara Abu Bakar dan Umar tetap berdiri menantang. Namun, dengan lembut, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata kepada kedua sahabat terkasihnya itu, “Duduklah kalian berdua. Allah telah mengetahui kedudukan kalian.” Hanya karena Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam yang berkatalah, maka Abu Bakar dan Umar duduk. Namun, mata mereka tetap menatap Ukasyah. Tiba-tiba, seseorang kemudian berdiri pula dan kembali menatap Ukasyah dengan pandangan menantang. Orang ini juga sangat dikasihi Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam, lelaki gagah itu adalah Ali bin Abi Thalib yang langsung berkata, “Hai Ukasyah! Aku ini sekarang masih hidup di hadapan Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan qisas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka qisaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku semaumu dengan tangan engkau sendiri!” Namun, Ukasyah seolah tidak mendengar apa yang dikatakan Ali Radiyallahu Anha. Tangannya terlihat semakin erat menggenggam cambuk. Setelah Ali berkata begitu, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. cepat-cepat menukasnya dan meminta Ali kembali duduk, “Allah Azza wa Jalla. telah tahu kedudukanmu dan niatmu, wahai Ali!” Setelah itu cucu Rasulullah Hasan dan Husin bangun dengan berkata: “Wahai ‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai buah hatiku, duduklah kalian berdua.” Berkata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. “Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul.” Kemudian ‘Ukasyah berkata: “Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun membuka baju, terlihatlah kulit baginda yang putih dan halus maka menangislah semua yang hadir.
seketika ‘Ukasyah melihat tubuh badan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. maka ia pun memeluk dia dan berkata; “Saya tebus anda dengan jiwa saya, ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini karena saya hendak menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla dengan badan saya. Dan Allah Azza wa Jalla. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu.” Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya.”
Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata: “Wahai ‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. di dalam syurga.”
Ketika ajal Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam hampir dekat maka dia pun memanggil para sahabat ke rumah Siti Aisyah Radiyallahu Anha. dan dia berkata: “Selamat datang kamu semua semoga Allah Azza wa Jalla. mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla. dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan menshalatkan aku ialah Allah Azza wa Jalla [bahasa kiasan. pen], kemudian yang akan menshalati aku ialah Jibril a.s, kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang terakhir malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya.Setelah itu baru kamu semua masuk bersama-sama mensholati aku.”
Manakala para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata: “Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam memimpin kami dan sebagai Rasul yang meluruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah yang akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?.” Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasehat yang satu pandai bicara dan yang satu diam. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan apabila hati kamu keras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati.”
Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata demikian, maka sakit Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berawal. Dalam bulan safar Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. sakit selama 18 hari dan sering dikunjungi oleh para sahabat. Menurut riwayat bahwa Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. diutus pada hari Senin dan wafat pada hari Senin. Pada hari Senin penyakit Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bertambah berat, setelah Bilal Radiyallahu Anha. selesaikan azan subuh, maka Bilal Radiyallahu Anha. pun pergi ke rumah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.. Sesampainya Bilal Radiyallahu Anha. di rumah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. maka Bilal Radiyallahu Anha. pun memberi salam: “Assalaarnualaika ya rasulullah.” Lalu dijawab oleh Fatimah Radiyallahu Anha.: “Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. masih sibuk dengan urusan dia.” Setelah Bilal Radiyallahu Anha. mendengar penjelasan dari Fatimah Radiyallahu Anha. maka Bilal Radiyallahu Anha. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah Radiyallahu Anha. itu.
Ketika waktu subuh datang, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal Radiyallahu Anha. telah di dengar oleh Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dan baginda berkata; “Masuklah wahai bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar menjadi imam shalat subuh berjamaah dengan mereka yang hadir.” Setelah mendengar kata-kata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. maka Bilal Radiyallahu Anha. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: “Aduh musibah.” Sesampai di masjid maka Bilal Radiyallahu Anha. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. katakan kepadanya.
Abu Bakar Radiyallahu Anha. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar Radiyallahu Anha. menangis sehingga ia jatuh pengsan. Melihat peristiwa ini maka riuh rendah dalam masjid, sehingga Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bertanya kepada Fatimah Radiyallahu Anha.; “Wahai Fatimah apakah yang telah terjadi?.” Maka Fatimah Radiyallahu Anha. pun berkata: “Kekacauan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid.” Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. memanggil Ali Radiyallahu Anha. dan Fadhl bin Abas, lalu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bersandar kepada keduanya untuk pergi ke masjid. Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. sampai di masjid maka dia pun bershalat subuh bersama dengan para jamaah.
Setelah selesai shalat subuh maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai kaum muslimin, kamu semua sentiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah, karena itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla. dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia.”
Setelah berkala demikian maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun pulang ke rumah dia. Bunda Aisyah memandang Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dengan penuh sayang. Biasanya, hati Bunda Aisyah dipenuhi kekaguman akan kegagahan suaminya tercinta itu. Sekarang, hati Bunda Aisyah dipenuhi rasa iba melihat suaminya itu dalam keadaan lemah dan sakit. Ingin rasanya Bunda Aisyah mencurahkan segala apa yang ada dalam dirinya untuk mengembalikan tenaga dan hidup suaminya. Namun, setelah kembali dari masjid, Rasulullah merasa bahwa setiap saat, badan dia menjadi bertambah lemah. Hari itu tanggal 8 Juni tahun 632 M. Dia meminta sebuah bejana berisi air dingin. Kemudian, meletakkan tangan dia ke dalam air itu dan mengusapkan air ke wajahnya. Ada seorang laki-laki anggota keluarga Abu Bakar yang berkunjung dan membawa siwak. Dia Sallalahu Allaihi Wassalam. memandang siwak itu demikian rupa yang menunjukkan bahwa dia ingin bersiwak. Maka, Bunda Aisyah melunakkan ujung siwak itu dengan giginya, dan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun menggosok dan membersihkan gigi dia [Ini yang di maksud dalam Hadits bahwa ludah Bunda Aisyah bertemu dengan ludah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam]. Kemudian Allah Azza wa Jalla. mewahyukan kepada malaikat lzrail: “Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut rohnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah terlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak izinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku.”
sesudah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah Azza wa Jalla. maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badui. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. maka ia pun memberi salam,Tiba-tiba dari luar pintu terdengar suara orang berseru mengucapkan salam,”Bolehkah aku masuk?”Tanya si tetamu itu, ketika puteri Rasulullah,Fatimah az-zahra membuka pintu.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya.”maafkanlah,ayahku sedang deman” kata Fatimah.Pintu di tutup dan dia kembali menemani ayahnya yang sedang berbaring di pembaringan. Kemudian malaikat lzrail mengulangi lagi salamnya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam
Rasululullah memandang puterinya itu dan bertanya,”siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayah,baru sekali ini saya melihatnya.” tutur Fatimah lembut.Lalu,Rasulullah menatap wajah puterinya itu dengan padangan yang menggetarkan.Renungannya cukup sayu seolah-olah bahagian demi bahagian wajah putrinya itu hendak dikenang. Bertanda bahwa dia akan segera berpisah dengan putri kesayanganya itu.
“Ketahuilah anakku bahwa dialah yang mehapuskan kenikmatan sementara dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.Dialah malaikat maut.” Kata-kata Rasulullah menyebabkan Fatimah ditimpa kesedihan yang amat sangat.
Ketika Rasullullah Sallalahu Allaihi Wassalam. mendengar tangisan Fatimah Radiyallahu Anha. maka dia pun berkata: “Janganlah kamu menangis wahai anakku, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu denganku.” Fatimah-pun tersenyum. Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun menjemput malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap: “Assalamuaalaikum ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menjawab: “Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang mengunjungiku atau untuk mencabut rohku?” Maka berkata malaikat lzrail: “Kedatangan saya adalah untuk mengunjungimu dan untuk mencabut rohmu, itupun kalau anda izinkan, kalau anda tidak izinkan maka aku akan kembali.” Berkata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.: “Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan Jibril?” Berkata lzrail: “Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, semua para malaikat sedang memuliakan dia.” [Malaikat Jibril adalah salah satu malaikat yang memiliki kedudukan paling utama].”Bolehkah aku minta Jibril untuk turun?” Kata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam pada Izrail.
Tidak beberapa saat kemudian Jibril a.s. pun turun dan duduk dekat kepala Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. Melihat kedatangan Jibril a.s. maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai Jibril, tahukah engkau bahwa ajalku sudah dekat” Berkata Jibril a.s.: “Ya aku memang tahu.” Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bertanya lagi: “Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah Azza wa Jalla.” Berkata Jibril a.s.: “Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti rohmu dilangit. Semua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan Semua bidadari sudah berhias menanti kehadiran rohmu.”
Berkata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.: “Alhamdulillah, Namun sesungguhnya, bukan itu yang kutanyakan. wahai Jibril, gembirakanlah aku dengan keadaan umatku pada hari Kiamat nanti.” [Inilah orang yang begitu mulia. Pada saat ajalnya telah menjelang dan diberi kabar gembira tentang kehormatan yang akan diterimanya di langit, justru ia baru akan bisa gembira jika telah mendengar kabar tentang nasib umatnya nanti,betapa besarnya kasih sayang Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. kepada kita] Kemudian Jibril berkata lembut menghibur dan menenangkan, “Aku beri engkau kabar gembira bahwa Allah Azza wa Jalla. telah berfirman, ‘Sesungguhnya, Aku telah mengharamkan surga bagi semua Nabi sebelum engkau memasukinya terlebih dahulu. Allah mengharamkan pula surga itu kepada sekalian umat manusia sebelum umatmu terlebih dahulu memasukinya.” [Betapa ruginya manusia yang dilahirkan sebagai umat Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam namun tidak taat pada risalahnya]. Maka, menarik napas legalah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. Dia bersabda, “Sekarang, barulah senang hatiku dan hilang susahku.” Kemudian, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menoleh kepada Malaikat Maut dan bersabda: “Wahai lzrail, dekatlah kamu kepadaku.”
Setelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, ketika roh nya sampai di dada, maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati” Jibril a.s. memalingkan pandangan dari Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. ketika mendengar kata-kata dia itu. Melihat tingkah laku Jibril a.s tersebut .maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?” Jibril a.s. berkata: “Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?”
Anas bin Malik Radiyallahu Anha. berkata: “Ketika roh Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. telah sampai di dada dia telah bersabda: “Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga shalat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu.” Ali Radiyallahu Anha. berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir dia sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Umatku, umatku.”
Hikmah dari kisah : - Rasulullah adalah pemimpin yang bertanggung jawab dan tidak dzolim sehingga dia merelakan tubuhnya untuk di qisash (di hukum balas),karena dia takut pernah mendzolimi orang lain. - Rasulullah adalah pemimpin yang sangat di cintai umat dan para sahabatnya sehingga ketika mengetahui ajal Rasul sudah dekat menangislah semua sahabat. - Rasulullah sangat mencintai kita sebagai umatnya sehingga detik-detik terakhir menjelang wafat dia berkata ummati,ummati sampai tiga kali,bukan keluarga dia ataupun Istri-istri dia. - Kematian adalah peristiwa yang dahsyat,sampai-sampai malaikat maut dengan lembut mencabut Roh baginda Rasulullah pun masih terasa sakit.