PERANG BADAR
Selama tigabelas tahun berada di Makkah, umat Islam tidak
diperkenankan untuk melawan walaupun mereka telah dianiaya
dan diusir dari tempat tinggal mereka sendiri. Setelah Nabi
Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau mengadakan
hubungan dengan Non-Muslim dalam bentuk perjanjian-perjanjian
dan beliau juga meletakkan dasar-dasar Khilafah Islamiyah.
Peperangan Badar merupakan perang pertama dalam sejarah Islam,
dimana lawan berjumlah tiga kali lebih banyak daripada orang-orang
mukmin. Pasukan Muslim pada waktu itu berjumlah 313 orang,
70 ekor onta, 2 ekor kuda, dan 8 bilah pedang. Pada waktu
itu Nabi Muhammad SAW berbagi onta dengan Abu Lubaba RA,
dan Ali bin Abi Thalib RA pun berbagi tunggangan sebagaimana
umat Muslim yang lain. Adapun pihak lawan, terdiri atas 1000
pasukan bersenjata lengkap, 700 ekor onta, dan 100 ekor kuda.
Marilah kita membahas beberapa peristiwa yang terjadi sebelum,
selama, dan setelah pertempuran, untuk memetik berbagai pelajaran
dari perang ini.
Sebelum pertempuran, Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sangat
khawatir dan karenanya beliau berdo’a memohon pertolongan
Allah SWT, karena jika kaum Muslim terkalahkan maka akan
sangat beratlah bagi Muslim yang tersisa untuk mengemban
tugas dari Allah SWT. Kesedihan ini tergambarkan dalam Firman
Allah SWT, Surat Al-Anfal Ayat 9, 10.
Ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb (Tuhan)-mu,
lalu dikabulkan-Nya bagimu, “Sesungguhnya Aku (Allah SWT)
akan mendatangkan bantuan kepadamu seribu malaikat yang datang
bersambungan.” Dan tidaklah hal itu dijadikan oleh
Allah untukmu kecuali sebagai berita gembira dan untuk menenteramkan
hatimu. Dan tiada lain kemenangan itu kecuali datang dari
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha bijaksana.
Allah SWT menyatakan bahwa bantuan berupa pasukan malaikat
itu adalah untuk memberikan bukti lahiriah yang menenteramkan
hati orang-orang beriman. Tetapi selanjutnya Allah SWT menegaskan,
janganlah menganggap bahwa kemenangan itu karena pertolongan
malaikat. Karena sesungguhnya kemenangan dan pertolongan
itu datangnya dari Allah SWT semata, yang telah berkenan
mengirimkan pasukan malaikat tersebut.
Para malaikat itu diperintah oleh Allah SWT untuk melakukan
apa saja seperti Firman-Nya dalam Surat Al-Anfal Ayat 12:
Ketika Allah mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya
Aku beserta kamu sekalian, maka teguhkanlah (hati) orang-orang
beriman. Akan Aku timpakan kedalam hati orang-orang kafir
rasa ketakutan. Maka tebaslah leher mereka dan juga jari-jemari
mereka.
Dari Ayat ini kita memperoleh pengetahuan bahwa para malikat
itu tidak hanya menguatkan hati dan meneguhkan pendirian
orang-orang mukmin, melainkan juga berperan aktif secara
fisik dalam pertempuran. Abu Dawud Mazani dan Suhail bin
Hanif meriwayatkan bahwa, “Ketika kami baru mengarahkan
pedang kami kepada lawan, leher mereka telah terpenggal sebelum
pedang kami menyentuh mereka.” Adalah kenyataan bahwa
para malaikat itupun melaksanakan tugas bertempur. Ayat 50
dari Surat Al-Anfal menguraikan lebih jauh bagaimana kiprah
para malaikat di medan pertempuran itu:
Dan Jika saja kamu dapat menyaksikan ketika para malaikat
itu mencabut jiwa orang-orang kafir itu, dihantamnya wajah-wajah
mereka dan punggung-punggung mereka seraya berkata, “Rasakanlah
olehmu siksaan api yang membakar.”
Ayat ini menerangkan, bahwa ketika para malaikat memisahkan
jiwa orang-orang kafir itu dari tubuh mereka, mereka pun
disiksa dengan pukulan cambuk besi yang panas membara ke
wajah dan punggung mereka. Allah SWT menjelaskan lebih lanjut
dalam ayat selanjutnya (Al-Anfaal Ayat 51);
Demikian itu terjadi akibat perbuatanmu sendiri, Dan sungguh
Allah tak sekali-kali hendak menganiaya hamba-hamba-Nya.
Juga diterangkan didalam Surat Al-Anfaal Ayat 14,
Rasakanlah kini olehmu siksa ini, dan sungguh bagi orang-orang
kafir kelak (di akhirat ada lagi) siksa api neraka.
Maka kita dapatkan kesimpulan disini, bahwa pada waktu ‘Sakaratul-maut’ (saat
manusia meregang nyawa) adalah saat yang teramat sangat menyusahkan
bagi orang-orang yang tidak beriman, mereka mendapat siksa
karena perbuatan mereka menentang Allah SWT dan Rasul-Nya.
Dan barangsiapa menentang Allah SWT dan Rasulullah SAW, maka
Allah akan menimpakan siksa yang teramat pedih kepadanya.
Pada waktu itu, banyak lagi mukjizat lain yang terjadi sebelum
berlangsungnya pertempuran. Misalnya, Nabi Muhammad SAW memperoleh
gambaran melalui mimpi-mimpi, sebagaimana terdapat dalam
Surat Al-Anfal Ayat 43 dimana Allah SWT berfirman:
Ketika Allah memperlihatkan kepadamu didalam mimpimu bahwa
mereka (musuhmu) itu berjumlah sedikit. Dan sekiranya mereka
diperlihatkan kepadamu berjumlah banyak tentulah kamu menjadi
gentar dan akan terjadi perdebatan diantara kamu sekalian
dalam urusan ini. Namun Allah menyelamatkanmu dari hal sedemikian.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi-hatimu.
Walaupun musuh berjumlah lebih besar, Allah SWT memperlihatkan
kepada Nabi Muhammad SAW bahwa musuh berjumlah kecil dalam
mimpi beliau. Karena jika Allah SWT memperlihatkan jumlah
yang besar maka tentulah Nabi SAW berbagi informasi dengan
para sahabat, dan hal ini akan menimbulkan perbedaan pendapat
diantara mereka. Ketidak-sepahaman, kapanpun dan dimanapun
mempunyai akibat buruk. Ketidak-sepahaman di medan pertempuran
adalah yang paling mengakibatkan kekacauan. Maka Allah SWT
menyelamatkan orang-orang mukmin dari kekacauan itu dengan
mukjizat-Nya melalui mimpi Rasulullah SAW.
Mukjizat yang lain terjadi ketika pertempuran berlangsung,
sebagaimana dikisahkan dalam firman Allah SWT didalam kitab
suci Al-Qur’an, Surat Al-Anfaal ayat 44.
Dan didalam pertempuran, nampak bagi kamu (orang-orang mukmin)
bahwa mereka berjumlah sedikit, begitu juga mereka (orang-orang
kafir) melihatmu berjumlah sedikit. Demikian itu agar Allah
dapat menyelesaikan urusan yang harus dituntaskan-Nya. Sesungguhnya,
kepada Allah sajalah kembalinya segala urusan.
Orang-orang beriman telah mengalami mukjizat di medan pertempuran.
Dalam penglihatan mereka musuh berjumlah sedikit, hal inilah
yang membuat mereka memiliki keberanian. Bagaimanapun, kebijaksanaan
Allah SWT memperlihatkan yang sedemikian juga jumlah orang-orang
mukmin dimata orang-orang kafir adalah agar orang-orang kafir
bergegas memasuki medan laga sehingga dapat merasakan siksa
Allah SWT.
Peristiwa menarik lainnya selama terjadinya pertempuran adalah
kehadiran Syeitan dalam wujud Surakah bin Malik, pemimpin
Banu Bakr, bergabung dengan pasukan kafir. Syeitan menjadikan
perbuatan jahat orang-orang kafir tampak wajar bagi diri
mereka, dan mengobarkan semangat tempur orang-orang kafir
dengan perkataan yang dijelaskan AllahSWT didalam Surat Al-Anfal
Ayat 48,
Dan syeitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan
mereka, dan mengatakan: “Tak seorang manusiapun yang bisa menang
melawan kalian pada hari ini, dan akulah pelindung kalian.” Ketika
pasukan kedua belah pihak sudah saling berhadap-hadapan,
syeitan berbalik arah melarikan diri seraya berkata, “Sesungguhnya
aku berlepas diri dari kalian, aku melihat (pasukan malaikat)
apa yang tidak bisa kalian lihat. Sesungguhnya aku takut
kepada Allah. Dan Allah sangat keras siksanya.”
Kaum Muslim memenangkan pertempuran itu, namun Allah SWT
menerangkan bahwa itu semua perbuatan Allah SWT, sebagaimana
firman-Nya dalam bagian awal Surat Al-Anfal Ayat 17:
Maka, (yang sebenarnya) bukanlah kamu yang membunuh mereka,
adalah Allah yang membunuh mereka, sesungguhnya bukanlah
kamu yang melempar ketika kamu melempar, adalah Allah yang
melempar mereka.
Disini Allah SWT menegaskan kepada Rasulullah SAW dan para
sahabat bahwa, mereka tidak boleh menganggap kemenangan itu
adalah hasil perjuangan mereka. Kemenangan itu berasal dari
Allah SWT.
Kita juga diingatkan oleh Allah SWT bahwa ketika Rasulullah
SAW meraup debu dan kerikil kemudian dilemparkan kearah lawan,
dan berubah menjadi badai debu yang mengenai mata orang-orang
kafir, sehingga mereka berlarian menghindar. Berubahnya segenggam
debu menjadi badai debu ini adalah karena pertolongan Allah
SWT, maka dari itu keseluruhan penaklukan pasukan kafir itu
adalah berkat pertolongan Allah SWT semata.
Menjelang berakhirnya perang, pasukan Muslim terbagi dalam
tiga kelompok. Satu kelompok mengejar pasukan kafir yang
melarikan diri agar tidak kembali lagi. Kelompok ke-dua mulai
mengumpulkan sisa-sisa perang yang berserakan di arena pertempuran,
mereka ini muslim yang miskin dan begitu gembira mendapatkan
aneka barang milik musuh yang kaya yang ditinggalkan di medan
pertempuran. Adapun kelompok ke-tiga berdiri mengelilingi
Nabi Muhammad SAW, berjaga-jaga jika saja ada seorang musuh
yang menyelinap hendak mencelakai Rasulullah SAW. Ketika
tiga kelompok ini berkumpul lagi di malam hari, timbul permasalahan
diantara mereka perihal pembagian harta sisa perang. Kelompok
pengumpul menganggap itu adalah hak mereka mengingat merekalah
yang memungut harta-benda itu langsung dari arena pertempuran.
Kelompok yang lain berpendapat bahwa sudah selayaknya mereka
mendapat bagian mengingat merekalah yang memungkinkan adanya
kesempatan kelompok lain mengumpulkan harta-benda yang ditinggalkan
musuh, sementara mereka mengejar-ngejar musuh yang berlarian
menyelamatkan diri. Kelompok ke-tiga mengatakan bahwa merekapun
berhak atas pembagian harta itu karena mereka telah melakukan
hal terpenting, yakni melindungi Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana
diriwayatkan oleh Ubadah bin Samit RA, bahwa ini adalah persoalan
serius sehingga diantara mereka mulai bertingkah tidak lagi
saling menghargai satu sama lain. Sejauh itu belum ada perintah
perihal pembagian harta sisa ini. Pada umat-umat terdahulu,
mereka dilarang memanfaatkan harta sisa perang. Biasanya
mereka menyusun harta itu membentuk tiang sehingga jika petir
menyambar dan membakar tumpukan harta-benda itu, itulah pertanda
bahwa perjuangan (jihad) mereka diterima.
Allah SWT mewahyukan perintah pembagian harta sisa perang
itu secara terperinci kepada Nabi Muhammad SAW. Ini terdapat
didalam Surat Al-Anfal. Segera setelah para sahabat hadir
untuk mengetahui isi petunjuk Allah SWT ini, perbedaan pendapat
diantara mereka pun sirna. Harta itu dibagikan kepada semua
yang berpartisipasi dalam pertempuran sesuai dengan petunjuk
Allah SWT. Hal ini merupakan kemurahan Allah SWT sebagai
hadiah untuk umat Nabi Muhammad SAW, berupa kenikmatan dan
penghargaan kepada mereka dengan dijinkan-Nya memanfaatkan
harta-benda yang tersisa dari peperangan. Peristiwa ini juga
mengajarkan kepada kita bagaimana para sahabat Rasulullah
SAW pada waktu itu bersatu-padu penuh semangat dalam mengikuti
petunjuk dari Allah SWT.
Menurut seorang ahli sejarah non-muslim, Perang Badar adalah
perang yang sangat penting dalam sejarah kehidupan manusia,
karena berdampak jangka panjang terhadap sejarah kemanusiaan.
Sampai disini, kita telah banyak melihat kembali mukjizat-mujizat
yang terjadi selama terjadinya perang Badar, dan bagaimana
pertolongan Allah SWT datang kepada orang-orang yang teguh
keimanannya. Seorang penyair Urdu menuliskan dengan sangat
indah mengenai kekagumannya terhadap perang Badar,
“ Jika kamu (bisa) menghadirkan lagi suasana Badar, para malaikat
masih bisa berdatangan baris demi baris untuk memberikan
pertolongan bagimu.”
Saya berdo’a semoga Allah SWT menolong kita untuk mengikuti
jejak Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau, dan semoga
kita dianugerahi-Nya keberhasilan sebagaimana yang telah
dianugerahkan-Nya kepada para mujahid Perang Badar. Amiin.
---------------------------------------------------------------------------------
PERINGATAN MENDESAK!
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi ketika bersuci dengan
air (Wudlu’):
1. Siku masih kering (belum terbasuh air)
2. Pergelangan kaki masih kering (tidak terbasuh air)
3. Ingatlah bahwa tanpa wudlu’ yang sempurna maka shalat
tidak sah.
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi didalam shalat:
1. Duduk diantara dua sujud hendaklah sempurna (harus ada
jeda waktu)
2. Ketika sujud, jangan mengangkat telapak kaki walau sejenak.
Begitu pula hidung harus menyentuh lantai selama sujud.
3. Untuk Lelaki, sewaktu sujud siku harus tidak menempel
di lantai.
4. Jangan bergerak mendahului Imam.
5. Berdirilah setegak mungkin pada waktu i’tidal (berdiri
setelah ruku’).
6. Jangan berlari sewaktu akan bergabung dalam shalat berjama’ah.
Tuesday, June 2, 2015
PERANG BADAR
6:37:00 AM
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
berilah kritik dan saran anda